Pages

Kamis, 14 November 2013

Story - My Bad Guy (Part 3)

         "geg, mas vino, di panggil bapa tuh." Putu masuk ke ruangan menghampiri tempat dudukku dan juga vino yang meja kerjanya persis disebelahku.
Aku menoleh ke Putu sambil menunjukkan raut wajah terheran-heran. Kenapa aku disuruh ke ruangan bapa ? Aku merasa tidak ada masalah dan mengerjakan tugasku dengan baik.
           "Bli nggak tau geg. Geg ke ruangan bapa aja dulu. Mas Vino juga." Ujar Putu memandang ke arahku sambil tersenyum. Yah, senyumannya itu setidaknya melegakanku. Karena aku yakin bukan karena aku membuat kesalahan, bapa memanggilku ke ruangannya.
Vino yang dari tadi hanya diam sambil sibuk dengan komputer yang ada dihadapannya beranjak. Kemudian menoleh padaku.
         "Lo nggak mau ke ruangan sii bapa ?" Ujar Vino dengan muka cueknya yang membuat aku sangat ingin meremas mukanya itu, yah jika saja aku tidak memiliki perasaan ini padanya.
Aku menganguk dan beranjak berdiri dari kursiku. Aku tidak menyangka, keakraban kami kemarin saat makan siang bersama aku kira akan menjadi awal kedekatanku dengannya, tapi ternyata aku salah. Dia, masih saja bersikap cuek dan dingin terhadapku seperti sekarang. Aku diam-diam menghela nafas.
Aku dan Vino berjalan beriringan menuju ruangan bapa yang berada di lantai bawah. Sepanjang jalan itu, kami hanya diam sibuk dalam pikiran masing-masing. Aku juga sedang malas untuk membuka pembicaraan.
Setelah sampai di depan ruangan bapa, baru saja aku akan mengetok pintu ruangan itu, tapi Vino sudah mendahuluinya dan terdengar suara bapa dari dalam menyuruh kami masuk.
       "Masuk." Ujar Vino padaku sambil membuka pintu ruangan itu untukku. Aku bingung. Hanya bisa memandanginya kemudian masuk ke dalam dan diikutinya langkahku dari belakang.
       "Ayo silahkan duduk anak-anakku." Ujar bapa menyambut kami dengan sangat ramah. Aku mengangguk sambil tersenyum dan duduk di kursi yang sudah di persiapkan bapa.
        "Gini geg, Vino, bapa manggil kalian ke sini mau ngasih tugas buat kalian." Ujar bapa masih dengan seulas senyuman ramahnya.
       "Tugas bapa ? tugas apa bapa ?" Ujarku setengah malas. Aku lelah dengan kerjaanku yang menumpuk. Ditambah lagi, bapa mau memberikanku tugas lagi.
       "Gini, sebentar lagi kan ada acara kesenian se Indonesia nih yang diadain di sini. nah kalian berdua bapa tugaskan buat ke sana sebagai wakil dari kantor kita. Dan tugas kalian di sana, kalian harus melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan di sana, mencatat, dan kemudian di masukin di web kita. Bisa kan ?" Bapa bertanya setengah berharap.
Aku menoleh pada Vino. Aku bingung harus menjawab iya atau tidak. Walau sejujurnya aku sangat ingin mengemban tugas ini. Tapi aku masih menunggu jawaban Vino.
       "Kapan acaranya bapa ?" Ujar Vino angkat bicara setelah daritadi dia hanya diam.
Bapa tersenyum lebar. "Minggu depan acaranya dimulai. Dan lamanya seminggu." Ujar Bapa menjelaskan masih dengan senyuman yang lebar.
        "Oke, gue mau." Hanya jawaban singkat tanpa ekspresi itu yang keluar dari Vino.
Bapa tersenyum riang sambil mengangguk-anggukkan kepala. Seolah benar-benar sudah mengerti sikap Vino yang bagiku itu tidak sopan karena bagaimanapun, bapa adalah atasan kami.
       "Dan geg gimana ?" Ujar Bapa menoleh ke arahku.
Aku tersenyum. "Jika ini adalah tugas, maka saya siap untuk menjalankannya dengan senang hati bapa." Ujarku berbicara sesopan mungkin.
Bapa tersenyum kembali dan kembali mengangguk-anggukkan kepalanya.
      "Kalau begitu, kalian persiapkan diri ya." Ujar bapa dengan penuh semangat dilanjutkan dengan anggukanku dan juga Vino.


        "Vin, kamu lagi ada masalah ya ?" Tanyaku hati-hati pada Vino setelah kami sampai di ruangan dan duduk dimeja kami.
Vino diam. Kemudian menoleh padaku. "Nothing." Hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya. Aku geram, kesal.
     "Tak peduli seberat apapun masalah yang sedang kamu pikirin, setidaknya sama orang yang lebih tua diatas kita, nggak boleh kayak gitu." Ujarku berusaha menahan kekesalanku.
Vino menoleh lagi. Dan kali ini raut wajahnya seperti macan yang siap menerkam mangsanya. Aku takut.
      "Lo nggak usah sok tau dan nggak usah sok nasehatin gue deh. Urus aja diri lo sendiri." Ujar Vino dan kemudian beranjak dari meja kerjanya.
Aku diam. Rasanya hatiku berkecamuk. ada kecewa, sedih, dan terluka. Niatku baik. Aku tak ingin orang yang aku sayangi, tidak mengenal apa itu sopan santun.


DI kamar asrama ini, aku masih membayangi ekpresi Vino saat marah denganku tadi. Aku sangat takut tapi ketakutan itu tidak sebesar dengan rasa sedihku. Aku ingin dia berbagi masalahnya denganku. Jauh dilubuk hatiku, aku ingin masalahnya bisa selesai. Karena rasa inginku yang besar itu, aku memberanikan diriku menuju ke kamar Vino dengan membawa dua cangkir coklat hangat yang baru saja aku buat. Aku ketuk pintu kamar yang ada di hadapanku itu. Beberapa detik kemudian, terdengar suara pintu dibuka. Vino menatapku sangat dingin.
       "Ngapain lo ?" Ujar Vino masih dengan ekpresi yang sangat dingin.
aku menghela nafas. "Boleh masuk nggak?" Ujarku berusaha tersenyum padanya. Vino memandangiku lama. Dan kemudian akhirnya diizinkannya aku masuk.
      "Kenapa ?" Vino kembali bertanya pertanyaan itu padaku. Ku taruh secangkir coklat hangat di hadapannya.
     "Tadi aku buat coklat hangat ini. Nggak ada salahnya kan berbagi sama tetangga." Ujarku sambil tersenyum ramah padanya.
     "Lo mau nyogok gue biar gue nggak marah lagi sama lo ?" Ujar Vino masih dengan ekpresi wajah yang dingin.
Aku menghela nafas. "Kamu itu, kenapa punya pikiran kayak gitu ? Coklat hangat bisa menenangkan pikiran dan setidaknya ngurangin beban yang ada di pikiran. Makanya...." Aku belum sudah berbicara, tapi aku lihat Vino langsung menyeruput coklat hangat itu. "Eh,, awas panas.." Dan belum sudah aku berbicara, Vino sudah terjingkat jingkat sambil memegangi mulutnya yang mungkin hampir saja melepuh karena panas.
Aku tertawa melihat tingkah Vino. "aku belum selesai ngomong loh. main seruput aja." Ujarku masih dengan tawa yang memecah.
Vino memandangiku kesal sambil memegangi mulutnya yang kepanasan. "Kenapa nggak bilang dari tadi sih ??" Aku semakin tertawa terbahak bahak. "Aku baru mau bilang, eh kamunya udah minum aja. yah, mau gimana lagi." Vino menggerang." Ahh,, wanita ini. bener-bener." Ujarnya kesal.
Setelah kejadian Vino yang menyeruput coklat panas, suasana kembali tenang. Aku hanya diam sambil sesekali memandang ke luar jendela kamar Vino dan sambil sesekali mencuri pandang pada Vino yang sedang asyik menikmati coklat panas dengan berjuta pikiran yang ada di otaknya.
        "Mama gue kumat lagi." Ujar Vino sangat pelan. Tapi aku mendengar apa yang diucapkannya. Namun aku hanya diam. Menunggu ia berbicara lagi. "Gara-gara adik gue ketabrak dan mati, mama gue jadi stress. Dan kemaren gue dikasih tau dokter mama gue ngamuk lagi." Vino berbicara sangat nanar. "Gue nggak tega ngeliatnya, makanya gue nggak ke rumah sakit."
Aku diam. Seberat itukah masalah Vino. Aku yang dari tadi duduk dihadapannya memberanikan diri beranjak dan duduk disebelahnya. Dan saat itu aku melihat Vino meneteskan air mata dan disaat itu juga aku melihat betapa lemah dan menyedihkannya bad guyku di balik sosoknya yang dingin dan tidak bersahabat. Entah mendapatkan kekuatan dari mana, ku rangkul bahunya yang berlumuran otot itu. Aku sangat terluka melihat Vino seperti ini. Vino menoleh padaku masih dengan air mata yang membasahi pelupuk matanya.
      " Boleh gue pinjem bahu lo sebentar ?" Ujar Vino dengan mata nanar.
Aku terkejut. " Uhh ??" tapi akhirnya aku anggukkan juga kepalaku tanda mengiyakan. Setelah aku mengangguk, di sandarkannya kepalanya di bahuku dan tangisnya terpecah, air matanya deras menetes membasahi wajahnya. Dan dengan gerakan reflek, jemariku bergerak mengelus lembut rambutnya. Aku rela dia meminjam bahuku lebih lama lagi, jika itu bisa menghapuskan sedikit rasa sakit dan kesedihannya.

  ******************* 



Rabu, 13 November 2013

Ingatlah perjuangan pahlawan-pahlawan kita, Haii Putra Putri bangsa !!!

Yuhuu,,, ngeblog lagi :D Lagi menggebu gebu banget nih mau nulis tentang kayak judul tulisan ini. Yah, mumpung masih suasana hari pahlawan ya :D Plus mau berbagi semangat kepada putra putri bangsa yang terbuai sama kemodern dan kemeleniuman jaman. *bahasanya ampunn.. hha.

Ini juga efek nonton film korea nih yang judulnya "Bridal Mask". Gue nonton film ini juga atas rekomendasi temen gue. Dan karena dia yang merekomendasikan, gue penasaran sama nih film. Dan akhirnya gue tonton film ini. 28 episode dalam 2 hari. whahahaa... Ceritanya buat penasaran dan buat menggebu gebu banget. Film ini sebenernya nyeritain tentang bagaimana kekuatan cinta bisa mengubah segalanya. Tapi kekuatan cinta yang diungkapin di film ini, nggak cuma kekuatan cinta antara cowok dan cewek, tapi kekuatan cinta rakyat kepada bangsanya, kekuatan cinta seseorang kepada negara dan penerus-penerusnya nanti, kekuatan cinta seorang rakyat kecil terhadap negerinya yang malang dan terjajah. Yah, karena emosi yang diusung di film ini dapet banget, yah ngefek deh jadinya ke gue. 

Saat nonton nih film, gue ngebayangin begitu kerasnya perjuangan pahlawan-pahlawan bangsa kita dulu. Apalagi di film Bridal Mask itu yang ngejajah korea, Jepang. wah tambah kebayang deh gimana tersiksanya bangsa Indonesia saat itu. 

Gue inget, cerita di buku sejarah gue jaman SD dulu, Jepang ngejajah Indonesia emang cuma 3,5 tahun tapi penderitaan yang di rasakan rakyat Indonesia selama 3,5 tahun itu sama kayak penderitaan yang dirasakan rakyat Indonesia ketika Belanda menjajah Indonesia dulu. Kebayang kan sobat, gimana tersiksanya dulu rakyat Indonesia saat Jepang menguasai kita. Gue inget, di cerita itu Jepang memanfaatkan rakyat Indonesia untuk menjadi budak di dalam organisasi yang dibentuknya. Kayak di film "Bridal Mask" ini rakyat korea harus memuji kekaisaran Jepang, kalo rakyat kita dulu harus memuji dewa matahari mereka. Dan gue inget banget alibi Jepang saat ngejajah Indonesia : "Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, Nippon pemimpin Asia". Yah itulah misi kekaisaran Jepang waktu itu. Mereka ingin menguasai Asia dan memerangi bangsa barat yang berusaha menguasai Asia. 

Nonton film ini, ngebuka mata gue. Bahwa sungguh kemerdekaan yang kita rasakan sekarang ini udah membunuh beratus-ratus ribu rakyat yang rela mati demi kemerdekaan Indonesia. Dan semua itu karena cinta mereka terhadap tanah air tercinta ini dan karena mereka ingin keturunan mereka nantinya dapat hidup bahagia dan tentram meskipun saat itu mereka harus menderita dan mengorbankan nyawa. 

Dan wahai sobat-sobatku, pikirkan sekarang apa yang sudah kita berikan untuk membalas dan membahagiakan ratusan ribu nyawa rakyat Indonesia itu yang berjuang demi kita, penerus-penerusnya ??? Apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa ini ? apa yang sudah kita dedikasikan untuk bangsa ini ??? kita sibuk terbuai dalam kenikmatan teknologi dan modernisasi jaman.  

Dan wahai tuan tuan yang duduk santai di kursi dewan dan kepresidenan, apa yang sudah tuan-tuan lakukan untuk membalas perjuangan pahlawan-pahlawan kita ?? Anda-anda disana sibuk dengan korupsi, terbuai oleh nafsu duniawi yang tidak akan anda bawa di akhirat nanti ?? Apa yang sudah anda lakukan tuan-tuan ??  Pernahkah terlintas di pikiran anda-anda sekalian, pahlawan kita, rakyat Indonesia yang sudah merelakan nyawanya untuk kemerdekaan tidak berjuang untuk melihat Indonesia terpuruk seperti ini. Mereka tidak berjuang untuk melihat kalian memakan uang rakyat. Sadarkah itu ??? Dan sadarkah anda-anda sekalian bahwa api neraka sudah menyala-nyala bersiap membakar seluruh tubuh anda hingga hangus tanpa bekas ???  

Dan wahai pemuda pemudi Indonesia, putra putri penerus bangsa sadarkah kita saat ini sudah sangat jauh melenceng dari moral dan adat bangsa kita yang sesungguhnya ?? sadarkah kita bahwa pikiran kita saat ini sedang dijajah oleh bangsa barat ?? sadarkah kita, kita mulai kehilangan arah, prinsip, tujuan kita sebagai bangsa Indonesia ?? sadarkah kita bahwa kita sudah terlalu jauh melupakan perjuangan pahlawan-pahlawan kita dulu. Sadarkah kita bahwa semangat nasionalis itu sudah sangat pudar dari hati kita ?? Sadarkah kita bahwa kita sudah terlalu terbuai oleh kenikmatan-kenikmatan teknologi yang memberi kemudahan ?? 

Gue yakin, kalo para pahlawan-pahlawan bangsa ini bisa bangkit kembali mereka bakal sedih ngeliat kondisi negara kita saat ini. Mereka bakal meneriakkan kata-kata penyesalan sudah merelakan nyawa mereka hanya untuk melihat negerinya tercinta menjadi seperti sekarang ini. 

Untuk itu, wahai tuan tuan pejabat negeri, wahai pemuda pemudi dan putra putri bangsa, sadarlah !! kita mesti menyadari semua itu dari sekarang, sebelum negeri ini benar-benar akan hancur dan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa. Kita tidak boleh hanya berteriak di bibir "aku cinta Indonesia" tapi kita harus berbuat dan menanamkan kecintaan kita kepada negara ini di dalam hati yang terdalam. Karena gue yakin, the power of love bisa mengubah segalanya. Kekuatan cinta kita, jika disatukan, akan bisa membangun negeri ini dengan sangat baik. Gue yakin itu. yah, karena pahlawan-pahlawan kita dulu juga melakukan hal yang sama untuk meraih kemerdekaan bangsa ini, dengan sebuah cinta dan semangat yang menyala-nyala. 

Selamat hari pahlawan,, 
Terima kasih atas segala perjuangan yang telah engkau lakukan pahlawan-pahlawanku
Terima kasih atas ketulusan cinta yang engkau berikan kepada negeri dan kami,
penerus-penerus perjuanganmu..
Kami akan meneruskan tombak perjuanganmu, wahai pahlawan-pahlawanku
Kami akan membuat seluruh dunia tau bahwa Indonesia adalah bangsa yang kuat dan hebat
Dan kami akan membuat engkau tidak pernah menyesal telah merelakan nyawamu demi kami, penerus perjuanganmu 

Kamsahamnida, Hero :)

Senin, 11 November 2013

Mahasiswa, Mahasiswa, dan Mahasiswa...

Haii guys ? annyeong ! udah lama nggak ngeblog. dan sekalinya ngeblog langsung deh ngegalau. hha. Nggak, kali ini nggak galau kok. Cuma gundah gulana aja :p

Gue bingung harus mulai dari mana. Tapi yang pasti gue gundah gulana, gegap gempita, dan sejenisnya. hha. tapi seriusan nih. Saat ini gue lagi meragukan status gue sebagai mahasiswa tingkat akhir. hha. Ini bukan sejenis meragukan status gen atau meragukan status sebagai anak. Ini lebih kritis daripada itu broh. Gue nggak siap aja ngeliat kenyataan kalo sekarang ini gue udah jadi mahasiswa tingkat akhir. Yah, meskipun banyak orang yang nyangka gue masih SMA kalo lagi pakek baju pramuka, dan nganggep gue MABA alias mahasiswa baru kalo pakek baju bebas, tetep aja kenyataannya gue mahasiswa tingkat akhir bookk. Mau digimanain juga gue tetep MAHASISWA TINGKAT AKHIR *caplock jebol. Dan you know lah kalo mahasiswa tingkat akhir itu dihadapin sama yang namanya SKRIPSI *jebol lagi caplocksnya. Dan kalian tau guys, SKRIPSI di jurusan gue harus buat program. Dan programnya itu nggak boleh cuma sekedar sistem informasi atau web aja. Tapi harus yang expert kayak sistem pakar, pengenalan pola, kriptografi, dan segala jenis yang menyerupainya :o Belum lagi sidang TA 2 kali plus kompree. Buat enek banget kan. TA 1, TA 2, Kompree. arghhh,, apa yang mesti gue lakuin ??? Mengeluh nggak ada gunanya, menangis apa lagi, jerit ? disangka stress. ketawa ? entar di sangka gila. terus otthoke ?? hha. Gue bener-bener nggak tau harus gimana.

Kemaren, gue udah dapet judul TA, dan mulai buat bab 1. eh pas gue nemuin pembimbing 2 gue, gue jadi ragu sama judul yang gue ambil. Tambah lagi sampe sekarang gue nggak berani nemuin pembimbing 1 gue yang merupakan raja macan dari segala macan di jurusan gue. Sumpah deh, nggak ada keberanian sama sekali mau nemuin nih pembimbing 1 sebelum gue bener-bener yakin sama judul yang gue pilih. Tapi kapan yakinnya ?? sampe sekarang aja gue masih ragu broh. Tapi tetep aja, karena tuh judul udah jadi pilihan gue, maka sampe gue dapet gelar sarjana gue harus pertahankan judul gue itu. Yah, sama lah kayak waktu gue bertahan di jurusan yang gue nggak ngerti kenapa bisa kecemplung ke dalamnya ini. Meskipun nggak bisa disamain, tapi gue bakal berusaha dengan judul ini sampe judul ini membawa gue dapet gelar sarjana. elehhh.... hha.
Tapi ciuusss,, ini lagi proses memantapkan hati dan berpikir keras mau dibawa kemana TA gue tercinta ini. Plus lagi bener-bener nyiapin mental buat ketemu sama pembimbing 1 gue.

Gue percaya kok, selama gue mau berusaha, selama gue mau bekerja keras, selama gue mau bersemangat dan belajar, gue bisa. Karena gue yakin Allah nggak akan pernah menyia-nyiakan apa yang telah di perjuangkan oleh hamba-Nya :)
Terlebih, lelaki terhebat gue selalu ada untuk mendukung dan menyemangati gue. Belum lagi wanita yang selalu gue cintai juga terus mendukung gue. Apalagi yang harus gue raguin ?? Mereka aja bisa percaya sama gue kalo gue bisa meski di hadapan mereka gue ngeluh dan mengekspresikan rasa takut dan keraguan gue. Gue percaya perkataan mereka, bukan hanya sekedar buat menghibur gue. Tapi mereka benar-benar mempercayai kemampuan gue dan mereka benar-benar percaya gue bisa ngelakuinnya. Yah, karena gue yakin sampe kapanpun hanya mereka yang tidak akan  berbohong sama gue. appa eomma, saranghae. aku membutuhkan senyuman ketegaran dan tatapan harapanmu untuk menjadi penyemangat dan keyakinanku menghadapi kegalauan mahasiswa tingkat akhir ini, ayah ibu :)

Gue nggak pernah kepikiran kalo jadi mahasiswa itu bakalan sesulit ini. Soalnya kalo gue liat di film-film jaman gue SMP dulu, orang kuliahan itu hidupnya santai-santai aja, berfoya foya dimana-mana, berjalan sesuka hati tanpa ada beban sedikitpun. Tapi ternyata tuh tv boongin gue. Kuliah, kampus itu nggak semanis yang ada di sinetron sinetron dan ftv indonesia rupanya. Disitu geu ngerasa bodoh banget. hha. Tambah lagi kalo perjalanan ke kampus itu memakan waktu 1 jam kalo nggak macet. Dan kalo macet, nggak tau deh berapa jam. Belum lagi debu-debu jalanan yang dengan gagahnya menyapu wajah dan membuat wajah menjadi kusam tak berbentuk. Arhhhh,,, kuliah macam apa yang seperti ini. hha. Tapi kata orang, semakin berat perjalanan yang kita lalui buat dapetin gelar sarjana, hal itu bakal terbayar dengan sangat manis :D

Intinya begini lah mahasiswa. Siap nggak siap, harus nemu sama yang namanya SKRIPSI. dan di saat itu tiba, kegalauan dan kegundah gulanaan bakal menghampiri sampe tuh SKRIPSI bener-bener udah selesai dan di bukukan. Peringatan buat gue juga sih, sampe buku SKRIPSI gue tercetak dengan rapi dan nilai skripsi gue keluar, gue harus berjuang ngelawan kegalauan dan kegundah gulanaan itu. Kalo kita yakin kita bisa, kita bisa kok :)
Semangat yah buat gue dan buat para mahasiswa tingkat akhir yang juga sedang ngerasain kegalauan tingkat akut kayak gue :p Fightingggg ^^
 

Blog Template by BloggerCandy.com