" Lo ada makanan nggak ? Gue laper." Ujar Vino sambil celingak celinguk memandangi ruangan kamarku.
Aku melongo sambil menatap Vino.
"Hoii, gue laper. Lo mau biarin gue di depan sini aja kelaperan ?" Aku masih melongo. "Ah udah, gue masuk aja lah." Vino tak sabar melihatku hanya diam saja, dan akhirnya dia menerobos masuk ke dalam ruanganku. Aku baru sadar.
"Eh, main masuk-masuk aja" Ujarku dan itu sudah terlambat karena Vino sudah bertengger manis duduk di meja makanku. Aku menggelengkan kepalaku. Akhirnya, kuselesaikan nasi goreng yang aku masak. dan membagi nasi itu menjadi dua piring. Satu untukku dan satu untuk Vino.
"Nih. Aku nggak tau itu enak apa nggak." Ujarku sambil menghidangkan nasi goreng buatanku di hadapannya.
"Dari baunya sih kayaknya enak tapi nggak tau ya kalo rasanya. Gue makan ya." Ujarnya dan langsung melahab nasi goreng buatan gue. Diam tanpa komentar, dia terus melahab nasi goreng itu. Aku duduk dihadapan Vino dan memakan nasi goreng buatanku sendiri. Kami makan dalam diam. Sibuk menikmati rasa yang tercipta dari nasi goreng itu.
"Ahhh,,, kenyang. Gue ke kamar gue ya." Dengan cuek Vino langsung berdiri dari bangkunya dan pergi. Dan sebelum benar-benar keluar dari kamarku dia menoleh, "Nasi gorengnya lumayan." Ujarnya masih dengan muka cueknya. Aku hanya bisa melongo melihat tingkah Vino dan tak mengerti dianggapnya apa aku ini. Dia selalu bersikap semena-mena padaku sejak peristiwa itu.
******
Ini perjalanan dinasku pertama semenjak aku pindah ke sini. Dan sebenarnya aku sangat beruntung perjalanan dinas pertamaku ini bersama dengan orang yang sejak dulu sangat kuinginkan bisa bersama dengannya.
"ehh,, gue inget deh gue pernah ngeliat lo. Tapi dimana ya ? Tiba-tiba Vino yang duduk tepat di sampingku melontarkan pertanyaan yang mampu membuat aku terkejut setengah mati. Benarkah ia ingat wajahku ?
"Ahh itu perasaan kamu aja kali Vin." Jawabku sekenanya.
Vino masih sibuk berpikir. Dan sejurus kemudian dia mengeluarkan smartphonenya dan membuka pencarian. Oh my to the God (ala anak alay jaman sekarang hha) What is he doing ?? Aku bergumam dalam hati.
"eh, lo temen gue di facebook ya ?, Nih foto lo ?" Vino menunjukkan smartphonenya padaku. Aku yang daritadi deg-degkan hanya bisa melihatnya tanpa sepatah katapun dan sambil terus berdoa semoga dia nggak sadar. "Tapi nama lo alay banget ya. Pasti dulu lo cewek alay yang kerjaannya tereak-tereak dan ngegosip nggak penting itu ya ? hhhhaa" Vino terlihat sangat senang sekali menertawakanku.
Aku kesal karena dibilang alay. Akhirnya ku jitak kepalanya sekuat tenaga karena kesal. Vino terlihat kesal kepadaku dan balas menjitak kepalaku. Aku tak terima. Ku balas jitakannya dengan cubitan yang keras. Vino melotot. Kali ini dia tidak balas mencubitku tetapi mendekatkan wajahnya maju ke depan sambil menatap mataku tajam. Aku sangat gugup melihat tatapannya. Antara takut dan jantung yang berdetak lebih cepat karena terlalu berada sangat dekat dengannya. Tapi sebisa mungkin aku ikuti arah tatapannya. Vino semakin mendekat kepadaku hingga jarak wajah kami hanya sekitar 10 cm. Aku diam. Tapi masih berjuang untuk membalas tatapannya.
"Gue nggak bakal nyubit balik lo. Tapi...." Tatapan Vino semakin tajam. Aku takut dan mataku pun tak sanggup lagi melawan tatapannya. Dan sejurus kemudian, tangannya menarik hidungku sekuat tenaga dan tertawa melihat aku terlihat begitu syok dan kesakitan.
"Vinooo..." Aku melotot tapi tidak mau membalas perbuatannya. Aku tak ingin dia melakukan hal yang lebih ekstrim lagi. Bisa-bisa jantungku copot karenanya.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar