Ada pepatah yang
mengatakan bahwa kalau kita belum merasakan, kita tidak akan tau bagaimana
rasanya. Yah, pepatah itu memang benar adanya. Allah dan dunia memberikan satu pelajaran lagi untukku. Saat ini aku
benar-benar menyadari bagaimana perasaan seorang ibu. Aku memang belum
mempunyai anak, tapi menjadi bagian dari
anak-anak membuat aku mengerti bagaimana rasanya.
Aku yakin, saat seorang
anak sering membantah apa yang ibu katakan, ibu merasa sedih dan kecewa. Karena
aku pun merasakan hal yang sama di lingkungan anak-anak ini. Saat kata-kata
kasar keluar dari mulut seorang anak, ibu merasa sakit hati namun lebih kecewa
lagi karena ia tidak bisa marah dengan anaknya karena terlalu menyayangi dan
peduli dengan anaknya.
Aku bisa membayangkan
bagaimana perasaan seorang ibu saat melihat ketika ayah marah dan anak begitu
takut mengecewakan ayah sedangkan ketika ibu marah, hanya di anggap angin lalu
tanpa peduli bagaimana perasaan ibu dan tanpa mau berpikir kalau ia akan
mengecewakan ibu. Yah, aku tau perasaan itu. Sedih, kecewa. Aku bisa
membayangkan apa yang ada di pikiran ibu saat itu. Ibu pun ingin melihat
anaknya takut mengecewakan ibu ketika ibu marah. Karena bagaimanapun, ibu yang
melahirkan ia. Ibu pun ingin egois. Tetapi rasa sayang yang besar terhadap
anaknya membuat ibu mengubur dalam-dalam semua keegoisan yang ada dipikirannya.
Ibu hanya sabar melihat pemandangan yang bagi ibu sudah biasa itu.
Ibu, mencoba tidak mau
peduli, tetapi tidak bisa. Mencoba untuk menyerah, tetapi lebih banyak
keinginan untuk bertahan. Mencoba untuk membenci, tetapi rasa sayang yang lebih
besar dari apapun itu tidak mampu membuatnya membenci.
Ibu, mengoceh setiap hari
sewot setiap hari dan ketika ia benar-benar penat karena lelah tidak digubris
perkataannya, akhirnya ia hanya diam menenangkan pikiran dan berdamai dengan
hati. Sampai akhirnya ia sendiri yang kembali berbicara pada anak-anaknya
kemudian tanpa rasa bersalah, anak-anaknya tersenyum menang.
Dan pada akhirnya ketika
tidak ada orang lagi mempedulikan kita, tidak ada orang lagi yang percaya
dengan kita, tidak ada orang lagi yang mau memberikan kasih sayangnya kepada
kita, tidak ada teman yang bisa diajak bicara, ketika seluruh dunia
meninggalkan kita sendiri, hanya ibu dan ayah yang masih peduli dengan kita,
masih mempercayai kita, dengan ketulusan terus memberikan kasih sayang kepada
kita, hanya mereka teman yang selalu ada waktu untuk kita ajak bicara, dan
hanya mereka yang tidak akan meninggalkan kita sendiri di dunia ini.
Mianata, eomma. Aku
terlalu sibuk dengan duniaku dan lupa akan kesibukan dan perasaanmu. Aku lupa
untuk mengertimu dan lupa betapa kau sangat menyayangiku lebih dari apapun.
Maafkan aku ibu. Allah menyadarkanku lewat sesuatu ini. Allah sedang menegurku
dan menyentuhku lembut untuk sejenak merenung dan menyadari bagaimana ketulusan
dan perasaanmu ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar