Pages

Jumat, 01 Mei 2015

Teruntuk teman dekatku, Skripsi !

Hai teman, sudah lama rasanya ya saat kita saling mengenal pertama kali. Awal berkenalan denganmu, aku merasa sangat takut karena terlalu banyak isu negatif tentang kamu. Banyak yang bilang kamu itu jahat, menakutkan, dan salah sedikit kamu bisa merenggut kebahagiaan orang. Tapi segelintir orang memuji ketulusanmu. Meski kamu jahat, kamu punya hati yang sangat baik dan bisa membawa perubahan besar pada teman-temanmu. Yah, meski begitu rasa takutku untuk berkenalan denganmu terus membayang. Tapi sekali lagi, aku bulatkan tekadku untuk bisa mengenalmu. Bukankah kita tidak boleh menilai orang dari orang lain ? Bukankah kita harus dekat dulu baru bisa menilai ? Dan sejak perkenalan awal kita itu, aku bulatkan niatku untuk berteman denganmu. Menelusuri setiap jengkal tubuh, pikiran, dan hatimu.

Ahh beberapa bulan aku mengenalmu, ternyata benar kata orang. Kamu tak ubahnya parasit yang tidak bisa melihat aku bahagia dan terus membebaniku. Setiap detik yang berlalu bersamamu, terasa seperti api menyala yang siap membakar tubuhku kapan saja kamu mau. Bahkan setiap ucapanmu adalah terror pembuat down semangat dan usahaku.

Karena begitu kejamnya kamu bagiku, aku pun mulai menjauh darimu. Aku nyaris tak ingin mengenalmu lagi, aku nyaris ingin melupakanmu, melupakan pertemanan kita.
Tapi ternyata kamu datang padaku, menjerit jerit merindukanku, memanggil manggil namaku seolah kamu tak ingin aku lupakan. Awalnya aku tak mau peduli, tapi lambat laun hatiku luluh. Aku tau kamu menyayangiku meski dengan cara yang kuanggap salah.

Dan sejak saat itu, aku mulai berteman lagi denganmu. Aku mulai mencoba memahami sikapmu yang demikian itu. Dan ternyata, setelah aku mencoba memahamimu aku baru menemukan niat baik dan tulus yang terpancar dari kejahatanmu itu.

Hai skripsi, sekarang aku tau ketulusan dan niat baikmu. Aku mengerti bahwa begitulah caramu menyayangiku. Begitulah caramu mendewasakanku. Begitulah caramu untuk membawa perubahan besar dalam hidupku.

Hai teman dekatku, percayalah aku sangat menyayangimu. Tapi hei, masih kurang dewasakah aku untukmu ? Masih kurang mampukah aku di matamu ? Sampai kamu masih saja bersikap begitu kepadaku ? Kapan kamu mau benar-benar menunjukkan niat baikmu itu ?

Apakah 2 tahun masih belum cukup untukku di ospek sama kamu teman ? Ayolah,,, jangan begini terus terhadapku. Tunjukkanlah manis dan indahnya kamu, teman. Aku pun ingin melihat dan merasakan euforia itu. Euforia yang dirasakan oleh teman dekatmu yang lain disaat kamu menunjukkan niat baik dan ketulusanmu itu.

Ahh,, mungkin belum waktunya ya bagimu menunjukkannya kepadaku. Mungkin kamu sedang mencari dan menunggu waktu yang indah untuk itu. Atau mungkin karena usahaku yang kurang gigih untuk meluluhkan hatimu. Atau mungkin kamu masih melihat kemalasan di dalam diriku yang ingin kamu ubah.


Baiklah teman, aku akan terus menunggu akan waktu yang indah itu sembari berusaha keras dan mengurangi kemalasanku yang nyaris akut ini. Demi, Demi sebuah lebel pertemanan kita yang kita sebut “sarjana”.  I love you, teman !! *titik dua bintang* 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com