ada yang pernah denger lagu ini nggak.
"Disini kami akan terus berdiri di sini kami hidup dan mati, seiring berjalan mengorek politik kami punk street indonesia. hanya satu tekat kami indonesia pantas tak kan pernah mati, hanya satu tekad kami punk s-treet indonesia..."
Ada yang tau nggak ? Yaps,, ini adalah salah satu lagu yang sering banget dinyanyiin oleh para pengamen pengamen yang ada di bis kota, lampu merah, atau yang nyanyi cuma lewat jendela mobil pribadi atau angkot. Nih lagu mana ada di jajaran chart Indo hits nya elita atau tangga lagunya Dasyat. Nih lagu cuma hasil karya anak bangsa yang terpaksa hidup di jalanan demi sesuap nasi.
Miris rasanya melihat mereka yang merasakan kerasnya hidup di jalanan. Anak kecil yang seharusnya sekolah justru malah memeras keringat mencari nafkah hanya sekedar untuk sesuap nasi. emm,, gue mau cerita dulu deh. Listen to me yah :D
Tadi pas pulang kuliah, gue kan naek angkot ampera-perum nih alias angkot sejahtera. nah gue santai santai aja tuh di dalem situ. Eh tiba tiba pas di simpang polda, ada 3 orang cewek nyetopin tuh angkot. Ya,, sebagai penderita rabun jauh walaupun cuma - 0,5 gue nggak keliat tuh orang gimana bentuknya. Eh pas 3 orang cewek ini masuk, gue liat yang satu nya bawak tas , yang satunya bawak gitar, dan yang satunya lagi tanpa membawa apa-apa. Nah gue bingung tuh nih cewek mau kemana pakek acara bawak gitar kecil alias ukulele dan yang satunya lagi tanpa mempedulikan orang sekitar di dalam anagkot itu sibuk nyanyi. Gue udah menduga mereka ini pengamen dan benar saja. Gue nggak peduli mereka pengamen atau bukan, tetapi aku sangat miris melihat cara bicara mereka, gaya mereka, bahkan sikap mereka. Gue ini udah kayak preman petentang petenteng kemana mana, betereak tanpa malu, tapi ternyata masih ada yang lebih parah dari gue, bahkan gue sampe takut ngeliat nih 3 cewek pas dia ketemu rekan nya sesama pengamen. Bak preman yang profesional, nih 3 cewek nereakin tuh rekannya pengamen-rekannya ini ceritanya cowok, dan tau nggak ? pengamen cowok itu ketakutan. dan dengan lantang salah satu cewek bilang "nak mintak keno tangani nian wong itu" dengan logat dan nada yang begitu kasar. sangat kasar malah.
Dari situ aku mulai semakin yakin betapa kerasnya hidup di jalanan. Dimana karena kerasnya itu membuat seseorang yang ada di dalamnya memiliki sikap dan sifat sekeras kehidupan mereka. Aku yakin mereka tidak pernah menginginkan ini terjadi pada mereka. Tetapi apa yang bisa mereka perbuat karena ini takdir. Sebuah takdir yang memberikan pelajaran untuk orang - orang yang lebih beruntung dibanding mereka. Aku sering melihat anak anak kecil ngamen, minta-minta. Mereka seharusnya sekolah mengenyam pendidikan untuk hidup yang lebih baik. Tapi lagi lagi apa yang bisa mereka lakukan ?? Zaman sekarang ini, uang bener-bener kayak aer. habis gitu aja. bahkan pendidikan pun sudah sangat mahal dan bagi anak-anak jalanan seperti mereka, pendidikan itu hanyalah nomor 2 karena yang nomor 1 adalah uang untuk biaya kehidupan mereka.
Seharusnya sepenggal potret ini bisa menjadikan kita orang yang bersyukur. Karena kita adalah orang - orang beruntung yang tidak harus mengais rezeki di jalanan demi sesuap nasi. Bayangkan jika kita ada di posisi mereka . Aku yakin sebagian besar dari kita tidak akan sanggup bertahan walau hanya satu hari saja. Oleh itu kita harus bersyukur atas anugrah yang telah Tuhan berikan pada kita. Paling nggak prinsip hidup kita juga harus berubah, kalo yang tadinya mau jadi profesor, insinyur, atau dokter, atau mungkin guru. boleh deh. tapi jangan lewatkan satu prinsip hidup lagi yang satu ini yaitu bagaimana kita bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain dapat menggali potensi diri yang ada dan berbuat sesuatu untuk kehidupan jalanan atau orang-orang yang kurang beruntung .
So, bagi kamu yang udah hidupnya berkecukupan bahkan lebih, saatnya kamu sadar kalo kamu adalah orang yang beruntung dan kamu harus bisa memanfaatkan itu dengan sebaik baiknya untuk membantu orang orang yang kurang beruntung :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar