banyak cerita tentangmu yang aku dapatkan dari ani. Dari bagaimana kebiasaanmu begadang hingga larut malam, bagaimana kau meminta ani untuk menemanimu membuat tugas, bagaimana kau menemani ani disaat dia tidak bisa tidur. Semua itu terngiang ngiang di telingaku. Aku juga ingin merasakan apa yang ani rasakan. Paling tidak, hanya sekedar untuk tersenyum denganmu. Tapi aku tak pernah mampu berbuat seperti itu. Inilah aku. Aku bukanlah ani yang jika dia menyukai seseorang maka ia akan mengejar orang itu sampai ia lelah. Sedangkan aku hanya mampu memendam perasaanku jauh jauh dan memandang dia dari kejauhan. Memori otakku yang begitu besar cukup mampu untuk mengembalikan ingatanku 2 tahun yang lalu saat awal bagaimana aku menyukainya. Semua terekam jelas disana.
Saat itu classmeeting semester 1 dan saat itu aku masih siswa kelas 2 sma. Tak sengaja di depan papan pengumuman makhluk2 yang remedial aku melihatnya sedang berdiri di sisi papan itu sambil melihat berbaris baris kertas yang ditempel rapi di papan pengumuman itu. Aku pada pandangan pertama langsung mengaguminya karena dia mirip sekali dengan debo - artis idola cilik yang selalu aku puja. Aku tidak percaya dengan kata cinta pada pandangan pertama atau yang sering kita sebut dengan love at the first sign tapi itu lah yang aku rasakan saat itu. Sejak pertemuan itu, aku selalu mencari cari dimana dia. Aku mulai mencari tau dmn kelasnya siapa namanya. Dan setelah aku mendapatkan semua itu, setiap istirahat aku selalu memandangnya dari atas gedung sekolahku. Lewat lantai 2 gedung sekolahku lah rasa cintaku padanya kian menjadi. Hanya dengan memandangnya saja, jantungku berdetak kencang, mataku berbinar binar bahkan saat rasa rinduku begitu besar kepadanya aku mampu berhisteria dengan segala ekpresi. Dengan garis bawah hanya dengan memandangnya saja. Tetapi jika berpapasan langsung dengannya, aku hanya bisa menunduk menahan getaran yang sangat kuat terasa dari lubuk hati. Begitu seterusnya hingga sampai pada ujian nasional. Kebetulan rumahku di pinggir jalan jadi setiap jam jam para siswa ujian nasional pulang dari sekolah, aku mulai duduk di depan rumahku dan mulai memandangi angkot yang berlalu lalang di depan rumahku hanya demi memandang sekilas dirimu untuk mengobati rasa rindu yang begitu dalam di hati. Walaupun aku seperti orang bodoh di depan rumahku, aku rela melakukan itu demi hanya melihatmu. Dan satu hal lagi yang aku tau tentangmu. Kau adalah orang yang sangat suka duduk di depan kalau naik angkot di sebelah mamang sopir tepatnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar