jantungku berdetak saat seorang temanku bercerita tentangmu. Aku benar-benar tidak tau kalau kau masuk dalam kampus yang sama denganku. Aku tak pernah berniat sedikitpun untuk mengikuti langkahmu, karena aku bukanlah orang yang rela melakukan apapun demi cinta. Seorang kakak kelasku yang juga temanmu malah menuduhku masuk ke dalam fakultas yang sama denganmu karena aku ingin mengejarmu. Aku berjuang membantah tapi tetap saja kakak itu tidak percaya padaku. Sekeras aku membantah, sekeras itu pula dia menuduhku. Padahal, pertama kali aku melihat pengumuman diterima di jurusan teknik informatika aku syok. Karena ini bukan yang aku inginkan. Walau sekarang aku sudah menginginkannya :)
saat ospek, aku hanya bisa diam dan tersenyum kecut saat rekan satu kelompokku memuji dan menyanjungmu. Namun jauh di lubuk hatiku, aku merasa ada yang sakit di sana. Rasa yang aku pendam selama 2 tahun itu ternyata masih tetap membekas. Aku pikir 2 tahun waktu yang cukup lama untuk mencintai seseorang namun tanpa balasan dan cukup lama juga untuk melupakan seseorang. Tapi ini lah perasaanku saat itu. Setahun yang lalu ketika ospek.
Seusai ospek, aku tau banyak rekan rekanku yang menyukaimu. Bahkan salah satu temanku yang cukup dekat denganku sebut saja Ani. Ani selalu bercerita tentang bagaimana perasaannya kepadamu. Tentang bagaimana dia dekat denganmu dan tentang bagaimana kau memperhatikannya. Saat itu apa yang bisa aku lakukan kalau tidak mendengarkan semua ceritanya tentang kau dan sesekali memberikan tanggapan kepadanya bahkan sambil menahan kepedihan aku menyuruhnya untuk tetap mencintaimu mendukungnya dengan sepenuh jiwa. Aku benar benar tak peduli dengan perasaanku saat itu, karena bagiku teman lebih penting dari sekedar perasaanku walaupun tak bisa aku pungkiri bagaimana sakitnya hati ini. Aku hanya bisa tersenyum saat kau dan ani bersama janji pulang kuliah berdua dan aku sebagai orang ketiga diantara kalian. Meski hati begitu terluka tapi di sisi lain aku bahagia melihat ani dan kau terlihat begitu bahagia dan dipandangan mataku semua itu dihiasi dengan cinta. Begitu tulus. Kalau sudah begini apa yang bisa aku lakukan selain tersenyum meski hati harus menangis ?
Seiring waktu, mendengar cerita temanku itu aku merasa ada yang berubah dari kau yang dulu dan sekarang. Tapi karena rasa yang begitu kuat aku tak benar benar percaya pada temanku. Ani. Meski aku sudah menanamkan dalam dalam di benakku bahwa kau tidak seperti yang aku pikirkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar